Segala Pembaruan
“And I told him, I said: "One day you're going to miss the subway
because it's not going to come. One of these days, it's going to break
down and it's not going to come around and everyone else will just wait
for the next one or will take the bus, or walk, or run to the next
station: they will go on with their lives. And you're not going to be
able to go on with your life! You'll be standing there, in the subway
station, staring at the tube. Why? Because you think that everything has
to happen perfectly and on time and when you think it's going to
happen! Well guess what! That's not how things happen! And you'll be the
only one who's not going to be able to go on with life, just because
your subway broke down. So you know what, you've got to let go, you've
got to know that things don't happen the way you think they're going to
happen, but that's okay, because there's always the bus, there's always
the next station...you can always take a cab.”
― C.JoyBell C
Sinar matahari, segelas limun dan kacamata hitam. Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Aku menengok kearah sampingku dan mendesah kecil, kesal. Dia kuajak kesini untuk menikmati liburan dan melupakan segalanya di tahun lalu. Tapi sekarang dia malah tidur, tidak peduli kalau pantai ini tidak sepi.
"Lis!"
Gadis itu gelagapan dan langsung melihat kearahku. "Apa?"
"Kamu tidur terus, dari kemarin dan setiap aku ajak kamu ke pantai." Aku menjelaskan, masih kesal.
Gadis didepanku memutar bola matanya. "Kamu sih! Ajak aku jauh - jauh keluar negeri cuman buat liburan ke pantai terus," dia menggerutu.
"Ya gimana lagi, ini adalah satu - satunya tempat dimana aku bisa melupakan masalahku," balasku lalu menyandarkan punggungku di kursi.
Sahabatku itu hanya menghela napas panjang. "Sampai kapan sih? Kamu terus ke pantai buat ngelupain soal dia?"
Aku menatap orang itu dan menaikkan kedua pundakku. "Aku nggak cuman berniat melupakan soal dia."
"Kamu bohong," dia tertawa kecil. "Dari awal kamu mengenal dia dan kalian sering jalan bareng, pantai selalu menjadi destinasi kalian berdua. Dan saat dia ninggalin kamu, kamu semakin sering pergi ke pantai. Sendirian."
"Tapi sekarang ada kamu," kataku.
"Itu karena kamu cuman pingin menghindar dari pertanyaan orang - orang soal hobi jalan - jalan sendirimu itu. Lagipula ini udah berapa lama sih? Hampir delapan bulan! Dan dia itu nggak bakalan kembali, oke? Kamu juga nggak bakalan ketemu dia di pantai sampai sejauh ini!"
Aku mendengar ocehannya. Dia benar, alasanku mengajaknya. Dan soal kenapa aku selalu mengunjungi tempat ini.
"Kamu selalu bilang sooner or later we've all got to let go of our past." Dia mengingatkan. "Dan sekarang, lihat. Kamu udah dapetin mimpi kamu. Kerja di salah satu brand fashion ternama di dunia dan bakalan datang ke fashion week dengan undangan! Tapi anehnya kamu sama sekali nggak bisa ngelupain dia."
"Tapi ..."
"Stop, oke? Dia sama sekali nggak berhak jadi bagian dari mimpi kamu? Kamu lihat deh. Kamu bakalan nemuin sosok yang lebih baik daripada dia."
Aku terdiam, memikirkan kata - katanya. Dia benar, ini sudah terlalu lama untuk itu semua dan saatnya aku membiarkan masa - masa itu pergi. Aku melihat kearah sahabatku dan tersenyum kecil. "Kamu benar."
Gadis itu menyodorkan tangannya kearahku. Aku melihatnya bingung. "Kita pergi dari pantai dan kembali ke hotel. Nanti malam kita pergi ke tempat baru, yang berbeda dari ini semua."
Aku mengangguk dan meraih tangannya. Aku siap, untuk segala pembaruan.
Hai, udah lama enggak post. Post kali ini aku dedikasikan untuk sahabat baruku di sekolah yang nggak bisa move on. Namanya nggak usah disebutin, ya. Hehe
― C.JoyBell C
Sinar matahari, segelas limun dan kacamata hitam. Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Aku menengok kearah sampingku dan mendesah kecil, kesal. Dia kuajak kesini untuk menikmati liburan dan melupakan segalanya di tahun lalu. Tapi sekarang dia malah tidur, tidak peduli kalau pantai ini tidak sepi.
"Lis!"
Gadis itu gelagapan dan langsung melihat kearahku. "Apa?"
"Kamu tidur terus, dari kemarin dan setiap aku ajak kamu ke pantai." Aku menjelaskan, masih kesal.
Gadis didepanku memutar bola matanya. "Kamu sih! Ajak aku jauh - jauh keluar negeri cuman buat liburan ke pantai terus," dia menggerutu.
"Ya gimana lagi, ini adalah satu - satunya tempat dimana aku bisa melupakan masalahku," balasku lalu menyandarkan punggungku di kursi.
Sahabatku itu hanya menghela napas panjang. "Sampai kapan sih? Kamu terus ke pantai buat ngelupain soal dia?"
Aku menatap orang itu dan menaikkan kedua pundakku. "Aku nggak cuman berniat melupakan soal dia."
"Kamu bohong," dia tertawa kecil. "Dari awal kamu mengenal dia dan kalian sering jalan bareng, pantai selalu menjadi destinasi kalian berdua. Dan saat dia ninggalin kamu, kamu semakin sering pergi ke pantai. Sendirian."
"Tapi sekarang ada kamu," kataku.
"Itu karena kamu cuman pingin menghindar dari pertanyaan orang - orang soal hobi jalan - jalan sendirimu itu. Lagipula ini udah berapa lama sih? Hampir delapan bulan! Dan dia itu nggak bakalan kembali, oke? Kamu juga nggak bakalan ketemu dia di pantai sampai sejauh ini!"
Aku mendengar ocehannya. Dia benar, alasanku mengajaknya. Dan soal kenapa aku selalu mengunjungi tempat ini.
"Kamu selalu bilang sooner or later we've all got to let go of our past." Dia mengingatkan. "Dan sekarang, lihat. Kamu udah dapetin mimpi kamu. Kerja di salah satu brand fashion ternama di dunia dan bakalan datang ke fashion week dengan undangan! Tapi anehnya kamu sama sekali nggak bisa ngelupain dia."
"Tapi ..."
"Stop, oke? Dia sama sekali nggak berhak jadi bagian dari mimpi kamu? Kamu lihat deh. Kamu bakalan nemuin sosok yang lebih baik daripada dia."
Aku terdiam, memikirkan kata - katanya. Dia benar, ini sudah terlalu lama untuk itu semua dan saatnya aku membiarkan masa - masa itu pergi. Aku melihat kearah sahabatku dan tersenyum kecil. "Kamu benar."
Gadis itu menyodorkan tangannya kearahku. Aku melihatnya bingung. "Kita pergi dari pantai dan kembali ke hotel. Nanti malam kita pergi ke tempat baru, yang berbeda dari ini semua."
Aku mengangguk dan meraih tangannya. Aku siap, untuk segala pembaruan.
Hai, udah lama enggak post. Post kali ini aku dedikasikan untuk sahabat baruku di sekolah yang nggak bisa move on. Namanya nggak usah disebutin, ya. Hehe
Komentar
Posting Komentar