Afifah Salsabila

"Selalu kamu, tempatku kembali."  Aku beli buku ini karena udah lama enggak baca novel karya penulis lokal. Jadi waktu lihat buku ini di pameran buku dan baca satu kalimat diatas tadi aku langsung penasaran. Sinopsisnya membuatku tambah ingin membeli karena lebih menceritakan hubungan ayah dan anak daripada cinta - cintaan seperti kebanyakan novel yang aku temukan.  Alur novel ini maju-mundur. Menceritakan masa lalu ayah Arkha, Bhaga dan kehidupan Bhaga dan Arkha saat ini. Aku suka konfliknya. Rumit, tapi diceritakan secara jelas sehingga tidak membuat banyak berpikir. Novelnya bisa dibaca sekali duduk meskipun aku butuh tiga hari untuk menyelesaikan mengingat sedang dilanda reading slump .  Walaupun ada beberapa bagian yang tidak sesuai dengan mood bacaku, secara keseluruhan aku menyukai novel ini, cocok untuk hadiah hari ayah HAHAHA. 

Sewaktu pertama kali aku melihat buku ini di online shop dan membaca sinopsisnya, aku langsung tertarik. Tapi aku tidak langsung membelinya. Aku melihatnya waktu aku duduk di kelas 12 SMA. Sewaktu aku berniat menjadi dokter dan ingin mengetahui banyak tentang kedokteran terlebih dahulu.  Well, semua sudah tahu kalau aku gagal masuk kedokteran. Alih - alih, aku masuk keperawatan. Partner dokter. Sewaktu kuliah, aku pergi ke bazar buku bersama teman - temanku. Lalu aku kembali dipertemukan dengan buku "When Breath Becomes Air" versi terjemahan ini. Aku langsung membelinya.  Dan jujur saja, aku tidak langsung membacanya. Butuh waktu lama untukku menyelesaikan buku ini. Banyak kalimat di buku ini yang mengingatkanku pada buku anatomi fisiologi kuliah atau hal - hal tentang patologi yang dosen katakan di kelas.  Buku ini ditulis oleh seorang dokter bernama Paul Kalanithi yang selama akhir hidupnya dihabiskan menjadi dokter sekaligus pasien. Paul Kalanithi menderita ka

Aku kaget banget kalau di keperawatan itu ada OSCE!!! Entah itu OSCE atau OSCA laah gimana bacanya. Kukira cuman di kedokteran aja kan yak. Jadi pas dikasih tau aku kayak shock gitu. Apalagi NGT. Materi OSCE aku yang pertama itu pemasangan kateter, pemasangan NGT, wound care sama pemasangan oksigen.  Pertama aku dapet oksigen nih. Maju pertama banget. Deg deg an sih pasti ngelakuinnya. Terus aku langsung lakuin aja sesuai tool nya. Tapi FIX auto gagal kayaknya cuman bisa doa. Kenapa dosennya hanya diam saja? Aku baca - baca sih di internet kalau dosennya diem aja cuman bisa doa wkakaka.  Terus kedua aku masuk pemasangan kateter. Nah, orang sebelumku, temenku sendiri nangis pas keluar. Aku langsung auto gemeter kan yak. Terus akhirnya masuk wound care dulu aja. Nah, pas di wound care ini aku masuk dengan PD nya. Buka luka, terus kan sebelahku juga ada orang. Tau - tau aku denger "saya pasang dulu ya bu perlaknya" kaget banget ternyata aku belum masang perlak!!! Dan di n