Review Buku When Breath Becomes Air - ANAK KESEHATAN HARUS BACA

Sewaktu pertama kali aku melihat buku ini di online shop dan membaca sinopsisnya, aku langsung tertarik. Tapi aku tidak langsung membelinya. Aku melihatnya waktu aku duduk di kelas 12 SMA. Sewaktu aku berniat menjadi dokter dan ingin mengetahui banyak tentang kedokteran terlebih dahulu. 

Well, semua sudah tahu kalau aku gagal masuk kedokteran. Alih - alih, aku masuk keperawatan. Partner dokter. Sewaktu kuliah, aku pergi ke bazar buku bersama teman - temanku. Lalu aku kembali dipertemukan dengan buku "When Breath Becomes Air" versi terjemahan ini. Aku langsung membelinya. 

Dan jujur saja, aku tidak langsung membacanya. Butuh waktu lama untukku menyelesaikan buku ini. Banyak kalimat di buku ini yang mengingatkanku pada buku anatomi fisiologi kuliah atau hal - hal tentang patologi yang dosen katakan di kelas. 

Buku ini ditulis oleh seorang dokter bernama Paul Kalanithi yang selama akhir hidupnya dihabiskan menjadi dokter sekaligus pasien. Paul Kalanithi menderita kanker paru - paru.  Dan buku ini menceritakan perjalanannya setelah dia menemukan hal tersebut. 




"- walaupun sejujurnya aku senang menjadi lebih jelek asalkan tetap hidup." 

Buku ini mengajarkan ku tentang tugas kami sebagai tenaga kesehatan sesungguhnya. 

"Tugas dokter bukanlah menghindarkan kematian atau mengembalikan pasien pada kehidupan lama mereka, melainkan merengkuh pasien dan keluarganya yang mengalami kehancuran hidup, kemudian berupaya hingga mereka bisa kembali berdiri tegak, dan menghadapi, serta memahami eksistensi mereka sendiri." 

Epilog yang ditulis oleh istri Paul, Lucy membuatku meneteskan air mata. Karena dokter juga memerlukan harapan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Bermain Mall World di Facebook

story telling (indonesian's and european's folklore: human security issue)

Review Buku : Other Half of Me - Elsa Puspita