Selamat Hari Ibu

Setiap kali aku cerita soal kegiatan aku dirumah, pasti ada aja yang ngomentarin. "Enak banget sih punya Mama kayak gitu." 

Memang enak punya Mama ibu rumah tangga. Tapi, bukan berarti punya Mama yang bekerja itu nggak enak. Toh, Mama yang bekerja juga pasti punya alasan untuk bekerja dan kalian nggak punya alasan buat marah sama Mama kalian yang bekerja karena pasti kalian juga makai uang Mama kalian. 

Dulu setiap kali aku manggil Mama, Ayah selalu bilang. "Panggil Ibu sama Bapak aja." Tapi mau gimana, ini sudah jadi kebiasaan. 

Mamaku memang menyuruhku melakukan berbagai hal. Aku tahu itu mendorongku untuk menjadi mandiri, tapi kadang aku juga malas melakukannya. Bahkan kadang aku mikir, teman - temanku yang nggak disuruh ibunya menyapu setiap pagi sebelum berangkat sekolah, cuci piring, mengepel itu enak nggak sih? Aku pernah mencobanya sewaktu Mama pergi keluar kota, tapi ternyata itu nggak enak. Rasanya ada yang kurang dan bahkan menghawatirkan.

Mama bukan sekedar Ibu. 

Mama adalah orang yang selalu mengingatkanku supaya jangan setengah - setengah kalau milih minat. Dan, sejak kecil aku pingin jadi penulis. Mama adalah orang yang selalu mengomentari naskahku walau hanya dibaca satu paragraf. Mama selalu memberi komentar pedas tapi memang itulah kenyataannya.Mama, editor pertamaku. 

Mama adalah orang yang selalu bikin aku semangat walaupun naskahku ditolak berulang - ulang kali. Mama juga orang yang bikin aku nggak sedih karena hal itu. 

Mama adalah orang pertama yang slelau aku ceritakan tentang dia. Dia, yang selalu bikin aku senyum dan deg - degan setiap aku ketemu. Atau aku menyebutnya 'gebetan'. Mama yang nggak pernah bosan mendengar ocehanku tentang dia. Mama orang pertama yang tahu kalau aku dikontak dia, disenyumin dia, dan bahkan Mama tahu kalau aku mulai sedih karena dia. Mama bahkan selalu ngasih saran kalau aku nggak tahu harus gimana nanggepin dia dan Mama juga mendukungku untuk move on. Mama, ahli cinta pertamaku. 

Mama adalah orang yang selalu aku ceritakan tentang keseharianku. Tentang kegiatan OSIS sampai aku dimarahi guru. Mama juga mau mendengarkanku tentang seperti apa teman temanku. Mama, dia sahabat yang seperti buku harian. Dan, tentu saja yang pertama. 

Mama orang pertama yang mengajariku cara memasang hijab segi empat yang bahkan aku masih salah memasangnya sampai sekarang.

Mama juga sering mengajakku foto, mengabadikan momen bersama keluarga. Bahkan disaat aku badmood dan benar - benar malas.

Mama yang bilang sama aku buat nggak diet karena masih dalam masa pertumbuhan tapi Mama juga yang bilang sama aku supaya menjaga pola makan agar tidak terlalu gemuk. 

Well, ratusan hari atau bahkan sampai aku bisa jadi penulis seperti yang aku impikan (Amin) juga nggak bakal cukup untuk menulis semua tentang Mama. 
Tapi, Selamat Hari Ibu!



 




Komentar

  1. Wah, Mama mu dengerin tentang 'dia' ya? Enak banget -..- Btw, mampir ke blog anyarku ya. Hehe. Thanks,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Bermain Mall World di Facebook

story telling (indonesian's and european's folklore: human security issue)

Review Buku : Other Half of Me - Elsa Puspita