Langkahku Mengerjakan Skripsi #1

Aku ingat betul saat itu aku dan teman sekelompok PKL sedang duduk di ruang teater RS tempat kami praktik untuk diberi orientasi. Karena bosan beberapa dari kami membuka ponsel. Aku langsung memasang raut wajah terkejut dan kesal. Sebuah file berisi daftar pembimbing skripsi dikirim saat kami akan mulai PKL maraton selama lima belas minggu. Hari itu, 6 September 2021. 

Kalau ditanya bagaimana perasaan saat itu, jawabannya campur aduk. Aku sudah cukup takut memikirkan PKL dan tugas - tugasnya. Namun pengelola memilih membagikan file itu saat itu, padahal semester tujuh sudah berjalan beberapa bulan. Tapi apa boleh buat? Mahasiswa hanya bisa menerima keputusan. 

Satu minggu aku gunakan untuk memutar otak. Di tengah tugas askep dan terapi bermain, aku berusaha mencari judul. Karena judul yang benar - benar aku ingin telati ditolak, aku memutuskan mengajukan tiga judul lain yang sesuai staseku, komunitas. Dua diantaranya hasil brainstorming dan satunya adalah saran dari kakak tingkatku. 


Mawar hadiah seminar hasil dari sahabatku sejak SMP


Saat itu aku sedang libur shift. Setelah malamnya membuat file berisikan judul dan sedikit latar belakang kenapa memilih judul itu, aku mengirimkannya ke dosen pembimbing satu. Gerimis jatuh di lingkungan area kos, dengan udara panas kamar kos (saat itu belum pakai AC) aku menunggu jawaban. 

Ternyata judul yang diambil adalah saran dari kakak tingkatku. 

Meski sebenarnya saat itu aku tak begitu paham metode penelitian judul itu, setidaknya aku sudah dapat judul. Tapi ternyata punya judul saja tidak cukup. Aku harus tau tempat penelitiannya dan alasan kenapa aku mengambil tempat itu, adakah masalah disitu? 

Berbekal bab satu yang acak adul aku konsul ke dosen pembimbing. Dari dosen pembimbing dua sudah oke. Tapi ternyata dosen pembimbing satu menyuruhku untuk mengganti kriteria usia, yang berarti mengubah latar belakang meskipun tidak banyak. 

Lah kalau begini, kapan studi pendahuluan ke tempat langsungnya? Seharusnya, studi pendahuluan sebelum ngumpulin bab 1. Tapi saat itu aku masih rancu sama lokasi penelitianku, jadinya aku kumpulin bab 1 dulu baru studi pendahuluan. Akhirnya setelah diganti kriteria usianya itulah aku nekat ke DKK Semarang buat studi pendahuluan. 

Perasaanku waktu itu? Jujur. Stress banget. Padahal aku merasa tidak menerima tekanan dari keluargaku soal harus ini itu. Tapi aku menerima tekanan dari diriku sendiri. Ada rasa sudah lelah dengan gagal dalam diriku. Ini bukan hiperbola, tapi rasa itu benar - benar mengganggu hari - hariku. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Bermain Mall World di Facebook

story telling (indonesian's and european's folklore: human security issue)

Review Buku : Other Half of Me - Elsa Puspita