Bukan Perbedaan

I believe in God, but not as one thing, not as an old man in the sky. I believe that what people call God is something in all of us. I believe that what Jesus and Mohammed and Buddha and all the rest said was right. It's just that the translations have gone wrong.” - John Lennon

Jadi hari itu, aku sedang membereskan surat - surat dari teman - teman korespondesi. Sebagai anak jaman sekarang, kalau sedang membersihkan kamar dan menemukan benda unik aku langsung melupakan kegiatan pembersihan itu. Surat - surat itu, tulisan tangan orang - orang yang belum pernah kutemui. Tapi suatu hari nanti, aku akan bertemu mereka, mengunjungi mereka dan berjalan bersama mereka dibawah langit musim yang tidak bisa kurasakan di Indonesia. 

Tulisan yang bukan hanya sekedar cerita, tapi pengetahuan. Tentang bagaimana kehidupan di tempat lain yang tidak pernah aku kunjungi. Dan yang membuatku selalu bersemangat, jika mereka bercerita soal kepercayaan. Dan tentu saja aku juga menceritakan tentang - Nya. Sosok yang memberiku kehidupan, cinta dan segala yang bisa aku rasakan sekarang ini. 

Jika kamu berbicara dengan teman - teman di seluruh dunia kamu akan menemukan berbagai macam opini dan pertanyaan. Dan jika aku mendapatkannya aku akan semangat menjawabnya. Dari orang - orang itu, tidak semuanya mudah mengerti apa yang kamu bicarakan. Tapi, hal itu membuatku bersemangat untuk menceritakan hal - hal tentang agamaku. Ya, Islam.

Tidak semua orang yang aku kenal memiliki keyakinan yang sama denganku. Menurutku, pada dasarnya kita memiliki satu 'sosok' untuk disembah. Teman - temanku yang menyebutnya "God" dan aku menyebutnya "Allah". Aku ingat pernah menceritakan soal bagaimana aku berkata soal solat wajib umat muslim yang dilakukan 5 kali sehari. Dan dia bertanya "Kenapa harus 5 kali? Bukankah itu terlalu banyak?

Aku bilang kalau solat itu wajib. Apa yang kami lakukan, tentu saja untuk mendapatkan ridho dari Allah. Aku sempat menjawab. "Jika kamu punya banyak waktu didunia dalam satu hari, kenapa kamu tidak menggunakan sedikit 5 waktu diantaranya untuk berdoa dan berterima kasih kepada Dia yang telah memberimu waktu itu?"

Aku bilang. "Menurutku solat bukan hanya soal menyempatkan waktu untuk berdoa. Tapi di solat aku ingat siapa penciptaku, feeling grateful, dan tentu saja aku merasa nyaman.

Lalu dia bertanya. "Tidak sia - siakah apa yang kamu lakukan, kamu membuang waktumu di dunia, menghabiskan banyak waktu untuknya. Dan ternyata, Dia tidak ada. Tidakkah itu aneh?

Waktu membaca itu, aku lumayan kaget. Belum pernah aku ditanya seperti itu. Tapi aku mengerti kenapa dia menyakannya. Dia percaya pada kristal yang menolongnya, membawa keberuntungan untuknya saat ujian. Dan aku percaya pada Allah yang ada untukku disaat aku kesulitan, kesusahan, bahagia atau dalam situasi apapun. 

Jadi, aku ingat pada perkataan soal bintang. Dan, "Have you ever seen the biggest star in this universe? Kamu bisa membacanya di buku, internet atau media lainnya. Orang - orang membicarakannya. Dan terkadang kita belajar astronomi yang belum pernah kita lihat dengan mata kita sendiri. Tapi, kamu percaya bintang itu ada. Seperti Allah, I never see it but I believed Allah is real. And I believed he always with me." Aku tidak memaksanya untuk apa - apa, tapi aku menjawab pertanyaannya sebisaku. Aku hanya ingin dia tahu kalau pencipta kita, ada.

 Ada banyak yang kami bicarakan, tapi pembicaraan soal pencipta kami lah yang selalu aku ingat. Dan dari situ aku belajar banyak. Dia mengerti apa yang aku percayai dan kami masih berhubungan. Maka kaum seiman, kenapa kamu menjauhi saudara seimanmu hanya karena masalah kecil? Jika permasalahan kepercayaan, hal yang menyangkut kehidupan kekalmu selanjutnya tetap bisa membuatmu damai. Sampai sekarang, aku masih berhubungan dengannya, dan jika dia belum mengerti tentang - Nya.

 I believed, someday, she will.


"The purpose of a religion is to control yourself, not to criticise others." - Dalai Lama


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Bermain Mall World di Facebook

story telling (indonesian's and european's folklore: human security issue)

Review Buku : Other Half of Me - Elsa Puspita