Aku Berteduh

Hujan. 
Bau tanah basah langsung tercium begitu saja. Aku langsung membuka jendelaku dan menarik kursi untuk duduk disana. Melipat kakiku dan mengambil secangkir kopi yang sudah kubuat. Seperti aku bisa mendeteksi akan datangnya hujan, ya?

Aku menghela nafas panjang dan menyeruput kopi. Rasa pahit dan asam yang tercampur membuatku merasa kesal. Seharusnya, kopi Aceh ini membuatku kembali bahagia setelah seharian melakukan kegiatan. Tapi nyatanya, sihir yang biasa dilakukan kopi ini tidak bekerja.

Hujan semakin deras.
Aku belum melepaskan mataku dari hujan saat ini. Meskipun lagu Sugar yang kusetel sebagai nada dering sudah berbunyi berkali - kali. Aku sama sekali tidak berniat mengangkatnya.

Aku pernah mendengar kata - kata. "Hujan sangat kuat. Aku ingin sepertinya. Tetap kembali meskipun sudah jatuh berkali - kali."

Hujan mulai berhenti tiba - tiba.  Kata - kata itu benar. Dan, aku ingin seperti hujan. Aku akan tetap bangkit dan kembali meskipun aku sudah jatuh. Karena sebuah kegagalan.


Oh. Kamu akan membutuhkan hujan, bukan?

Source : weheartit







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Bermain Mall World di Facebook

story telling (indonesian's and european's folklore: human security issue)

Review Buku : Other Half of Me - Elsa Puspita